Anime adalah animasi khas Negeri Sakura, Jepang yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang.
Berikut adalah sejarah atau perkembangan anime di Indonesia yang dikutip dari CANDB
Sejarah Anime di Indonesia (Bagian I) Tahun 1980-1989
Anime masuk di Indonesia pertama kalinya adalah sekitar awal tahun 1980-an yang pada masa tersebut hadir dalam format video kaset. Tahun-tahun selanjutnya perjalanan hidup anime mengalami pasang surut dan sempat vakum seiring berakhirnya era mesin video Beta pada akhir tahun 1980-an. Sedangkan stasiun televisi lebih banyak memberikan jam tayangnya untuk animasi buatan Amerika atau Eropa yang dianggap lebih mudah memperoleh popularitas. Anime kemudian tidak lagi dianggap sebagai suatu trend sehingga sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan.
Hingga akhirnya pada pertengahan tahun 1990-an anime mulai kembali eksis dan merupakan hal yang menggembirakan bagi penggemar anime di Indonesia. Stasiun-stasiun televisi mulai kembali gencar menayangkan acara anime. Saint Seiya, Sailor Moon, Magic Girls, Magic Knight Rayearth, Dragon Ball, Shulato dan masih banyak judul lainnya yang pernah ditayangkan mendapatkan respon positif dari pada penggemarnya dimana masih tetap eksis walaupun sebagai kelompok minoritas dan secara tidak langsung mendukung perkembangan anime di Indonesia.
Kemudian pada tahun-tahun terakhir ini anime mulai kembali menjadi booming lagi di Indonesia. Seperti yang dapat dilihat dari kepopuleran anime Pokemon dan Crayon Shinchan yang menghebohkan sekaligus paling kontroversial pada beberapa tahun yang lalu. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya porsi tayang untuk anime yang mulai mendominasi program film animasi di berbagai stasiun televisi. Beberapa diantaranya seperti Doraemon, Saint Seiya, Sailor Moon, Crayon Shinchan, Medabots, Card Captor Sakura, Beyblade, Inuyasha, Pokemon, Digimon, Minky Momo, Creamy Mami, Shaman King, Ghost at School. Bubu Chacha, One Piece, Hunter X Hunter, Cashern dan Hamtaro.
Tahun 1980-1989
Berawal dari serial Google V, Ultraman hingga anime klasik seperti Voltus V, Macross, Gundam bahkan dorama Klasik Oshin, sedikit demi sedikit masyarakat Indonesia mulai diperkenalkan kepada bentuk dan jenis hiburan yang berasal dari Jepang (J-Entertaintment). Pertama kali anime masuk di Indonesia adalah sekitar awal tahun 1980-an yang langsung menjadi trend di masyarakat. Hal ini disebabkan karena anime-anime pada masa tersebut merupakan pelopor dari eksistensi anime di Indonesia. Yaitu untuk pertama kalinya masyarakat mengenal anime, yang sama sekali berbeda dengan film-film animasi buatan Amerika atau Eropa Barat yang sebelumya merajai dominasi film di animasi Indonesia. Masyarakat memandang anime sebagai suatu bentuk hiburan baru yang unik dan menarik sehingga dengan cepat meraih popularitas. Penonton anime di Indonesia pada masa tersebut terutama adalah anak-anak.
Pada periode tersebut anime beredar dalam bentuk format video cassete yang muncul seiring dengan populernya mesin video Beta. Dan yang sangat berperan besar dalam peredaran dan perkembangan anime pada saat itu adalah Trio Video Tara, yaitu sebagai satu-satunya distributor resmi anime di Indonesia.
Anime yang masuk di Indonesia terutama adalah judul-judul yang populer dan dibuat di Jepang pada era 1970-an, yaitu anime genre science fiction yang banyak menampilkan cerita dengan mecha Super Robot, seperti Voltus V, God Sigma, Captain Giking, Getta Robo, atau Star Blazers. Selain genre science fiction, di Indonesia juga terdapat anime dengan genre komedi seperti Doraemon, genre Magical Girls seperti Lulu The Flower Angel, atau genre drama romance seperti Candy-Candy dan lain sebagainya.
TVRI sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia pada masa itu juga turut berperan dengan menayangkan anime. Dimulai dengan ditayangkannya anime Kum-Kum (Wanpaku Omukasi Kum-kun), sejak saat itu secara perlahan tapi pasti animo masyarakat terhadap anime mulai tumbuh.
Tahun-tahun selanjutnya perjalanan hidup anime mengalami pasang surut dan sempat vakum seiring dengan berakhirnya era mesin video Beta pada akhir tahun 1980-an. Hal ini juga dikarenakan stasiun televisi lebih banyak memberikan jam tayangnya untuk animasi buatan Amerika atau Eropa yang dianggap lebih mudah memperoleh popularitas. Trend anime kemudian mulai memudar dan sedikit demi sedikit ditinggalkan dan masyarakat beralih ke sesuatu yang lebih populer pada saat itu. Tetapi bagi para penggemar anime sesungguhnya yang tidak hanya sekedar mengikuti trend, masih tetap eksis walaupun hanya sebagai kelompok minoritas diantara dominasi film Amerika terutama produksi Disney.
Sejarah Anime di Indonesia Tahun 1990-1999 (Bagian II)
Anime mulai kembali eksis di Indonesia pada awal tahun 1990-an, yaitu seiring dengan bermunculan stasiun-stasiun televisi baru seperti RCTI disusul kemudian oleh SCTV dan Indosiar. Stasiun-stasiun TV tersebut mulai gencar menayangkan sejumlah judul anime yang kemudian menjadi hits atau populer terutama oleh target pemirsa anak-anak, diantaranya seperti Doraemon, Saint Seiya, Sailor Moon, Magic Girls, Magic Knight Rayearth, Born to Cook, Dragon Ball, Shulato dan masih banyak judul lainnya yang pernah ditayangkan oleh stasiun televisi sehingga secara tidak langsung mendukung perkembangan anime di Indonesia.
Anime Doraemon mulai diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia sejak tahun 1991 yang ditayangkan oleh RCTI. Kisah serial Doraemon yang menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter Doraemon, Nobita, dan kawan-kawannya ini menjadi sangat populer dikalangan anak-anak bahkan orang dewasa. Hal ini karena meskipun dengan cerita yang sederhana karena memang ditujukan untuk target pemirsa anak-anak, namun ditampilkan secara menarik sehingga serial ini sampai sekarang mampu bertahan hingga selama lebih dari 20 tahun sejak pertama kali penayangannya.
Meskipun belum dapat mengalahkan dominasi film-film animasi Amerika namun dapat dikatakan dengan ditayangkannya anime-anime tersebut merupakan suatu pernyataan bahwa anime masih dapat berkembang dan diterima oleh masyarakat. Hal ini tentu saja mendapat respon positif serta merupakan sesuatu yang menggembirakan bagi para otaku di Indonesia.
Kemudian karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, anime pun berada dalam kondisi kritis. Hal ini dapat dilihat dari jumlah jam tayang anime di televisi yang mulai menunjukkan penurunan, dimana juga sempat memunculkan kekhawatiran dari para otaku bahwa sekali lagi perjalanan hidup anime berakhir sampai disitu saja.
Hingga akhirnya pada akhir tahun 1990-an anime mulai kembali booming dan menjadi trend karena adanya ‘demam’ Pokemon (Pocket Monster) yang melanda Indonesia. Siapa yang tidak ingat dengan Pokemon? Pokemon adalah salah satu nama dagang paling kontroversial di dunia ini. Mulai dari jasanya dalam mempopulerkan Game Boy, sistem game handheld terlaris di dunia, hingga mendapatkan penghargaan lewat tokoh Pikachu yang dinobatkan sebagai salah satu figur paling berpengaruh di dunia. Disusul kemudian kesuksesan versi manga, serial anime, dan anime movie yang bahkan meraih sukses besar di Amerika.
Trend anime ini juga didukung dengan munculnya distributor resmi yang berusaha memenuhi kebutuhan otaku akan masuknya lebih banyak anime di Indonesia. Sejak tahun 1999, P.T. Ardya Insani Internasional yang dikenal dengan Tora Home Entertainment selaku pemegang lisensi di Indonesia, bekerja sama dengan pihak Animation International Ltd (AI) yang merupakan distributor anime dari studio-studio ternama di Jepang. Dengan adanya kerjasama tersebut, pihak Tora berhasil mendapatkan ijin resmi untuk mendistribusikan sejumlah anime-anime populer seperti Neon Genesis Evangelion (Shin Seiki Evangelion), Curious Play (Fushigi Yuugi), Flame of Recca (Recca no Honou), Clamp School, Macross, dan lain sebagainya yang beredar dalam bentuk VCD.
Sejarah Anime di Indonesia Tahun 2000-2003 (Bagian III-Selesai)
Pada periode ini pastilah Anda mengenal semua anime yang akan dibahas disini, periode ini adalah puncak kesuksesan anime di Indonesia dengan hadirnya TV7 sebagai stasiun TV yang paling banyak menyiarkan anime-anime pada masa itu. Artikel bagian akhir ini lumayan agak panjang, silakan menikmati.
Anime mulai kembali meraih kesuksesan besar setelah stasiun televisi SCTV membuat gebrakan baru dengan program Animax-nya menayangkan anime Rurouni Kenshin yang diubah dengan judul Samurai X. Kisah seorang samurai pengembara ini menjadi demikian populer sehingga anime mengalami ‘kebangkitan’ kembali yang masih berlangsung hingga beberapa tahun kemudian. Serial anime Pokemon misalnya, ditayangkan pada jam tayang utama di SCTV dan termasuk yang pertama di Indonesia untuk tayangan film animasi. Hal ini merupakan suatu bukti nyata terhadap pengakuan keberadaan anime di Indonesia, karena melalui tayangan-tayangan tersebut sekali lagi masyarakat diperkenalkan bahwa sesungguhnya anime bukanlah sekedar hiburan untuk anak-anak saja. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan pemirsa yang lebih dewasa juga semakin menyukai film-film animasi buatan negeri Sakura tersebut.
Selain itu tayangan anime juga tampak mulai mendominasi tayangan film-film animasi di sejumlah stasiun televisi. Dunia anime di Indonesia memasuki babak baru dalam perkembangannya yang dianggap signifikan. Hampir setiap hari ditayangkan serial anime-anime populer, beberapa diantaranya seperti Samurai X, Sakura Wars, Dual!, Popolocrois, dan Pokemon oleh SCTV; Card Captor Sakura dan Fushigi Yuugi oleh TPI; Crayon Shinchan oleh RCTI; Meitantei Conan dan Inuyasha oleh Indosiar. Genre anime yang ditayangkan juga lebih beragam jika dibandngkan dengan anime-anime yang masuk pada periode 1980. Menyusul kesuksesan Pokemon, mulai gencar ditayangkan anime-anime dimana memiliki tema karakter yang serupa yaitu seperti Digimon Series maupun Monster Farm.
Selain televisi, anime mulai mencoba merambah bioskop, yaitu dengan menayangkan Doraemon the Movie. Anime movie dengan judul Daichohen Doraemon, Nobita no Taiyou o Densetsu atau yang diterjemahkan sebagai Doraemon Petualangan, Legenda Raja Matahari ini ditayangkan mulai tanggal 29 Juni 2001.
Film Doraemon ini merupakan anime versi layar lebar atau anime movie pertama di Indonesia. Anime ini mengisahkan petualangan Doraemon bersama Nobita dan kawan-kawannya di Negeri Mayana, Negeri ini terinspirasi oleh Maya, sebuah kerajaan kuno di Amerika Tengah yang lenyap secara misterius sebelum kedatangan para penakluk Spanyol. Di sana Doraemon dan kawan-kawan membantu Pangeran Tio dalam menghadapi Redina, seorang penyihir jahat.
Menariknya, versi manga dari anime ini sudah ditebitkan oleh P.T Elex Media Komputindo dengan judul yang sama, sebagai seri ke-20 Doraemon Petualangan. Penayangan anime dan penerbitan manga yang nyaris bersamaan ini sepertinya bukan kebetulan. Apalai anime ini mengalami sulih suara yang dikerjakan oleh tim dari serial Doraemon di RCTI. Semua ini tampaknya dibuat untuk memperingati 30 tahun kisah Doraemon dan 10 tahun keberadaan Doraemon di Indonesia. Meskipun tidak mengalami sukses yang luar biasa namun dengan penayangan Doraemon tersebut boleh dibilang sebagai langkah awal. Setelah ini, para penggemar anime boleh optimis terhadap keberadaan anime di bioskop Indonesia. Dan sudah waktunya layar bioskop menayangkan anime untuk target pemirsa usia remaja ke atas. Judul-judul anime legendari seperti Akira, Ghost in The Shell, Grave of Firefiles, dan Macross Plus sudah sangat dinantikan. Terlebih lagi setelah kemenangan Sen to Chihiro no Kamikakushi yang mendapatkan Academy Award sebagai film animasi terbaik pada bulan Maret 2003 yang lalu.
Selanjutnya hampir di sebagian besar stasiun televisi menayangkan anime. Bahkan beberapa diantaranya mempunyai program khusus untuk tayangan anime, seperti yang dilakukan oleh stasiun televisi baru pada jaman itu, TV7, sebagai salah satu anak perusahaan Gramedia, menayangkan program khusus anime setiap hari Senin hingga Jumat pada sore hari. Lalu, anime tidak hanya dapat dinikmati pada setiap hari Minggu pagi saja seperti yang terjadi sebelumnya, bahkan dapat dijumpai tayangan anime yang diputar setiap harinya selama seminggu. Jumlah tayang anime yang diputar di televisi sampai sudah tidak terhitung lagi karena begitu besar antusiasme pihak stasiun televisi untuk saling berlomba-lomba memanfaatkan momen trend anime ini. Seperti terobosan yang dilakukan Trans TV dalam menayangkan anime Movie dengan tema yang cukup ‘berat’ pada jam tayang utama (Prime Time), yaitu Blue Submarine No. 6 (Ao no Roku Go) dan Jin Roh: the Wolf Brigade.
Pada periode ini, kepopuleran anime sudah begitu sangat luar biasa sampai kepada kondisi yang sulit dibayangkan sebelumnya. Semenak akhir tahun 1990-an yang berlanjut hingga tahun 2000-an, jalur peredaran anime di Indonesia lebih banyak melalui rental maupun toko anime dalam format VCD/DVD. Hal ini semakin bertumbuh seiring dengan menjamurnya komunitas anime di Indonesia. Sehingga dengan demikian para otaku di Indonesia dapat terus mengikuti perkembangan anime terbaru yang sedang diputar atau digemari di Jepang. Kini jauh lebih mudah untuk mencari dan mendapatkan berbagai macam judul anime, bahkan para otaku dapat menikmati tontonannya hanya dalam jangka waktu beberapa hari setelah penayangannya di Jepang. Diantaranya seperti Wolf’s Rain, Saint Seiya: Hades Chapter, Ghost in The Shell: Stand Alone Complex, Junni Kokki, dan lainnya yang ditayangkan oleh televisi-televisi Jepang.
Kesimpulan
Tidak dapat disangkal bahwa anime mempunyai kaitan yang erat dengan trend. Berkat adanya trend anime, secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap eksistensi dan perkembangan anime di Indonesia. Untuk masyarakat umumnya lebih banyak mengikuti apa saja yang sedang menjadi trend terbaru.
Seperti yang tampak ketika fenomena Pokemon melanda Indonesia, yaitu dimana banyak orang begitu menjadi tergila-gila pada egala hal yang ‘berbau’ Pokemon terutama pada sosok karakter Pikachu yang lucu. Animenya yang terlebih dahulu terkenal ketika beredar daam format VCD tersebut kemudian menjadi salah satu judul yang paling populer di Indonesia. Terutama setelah anime Movienya berjudul Myuutsu ni Gyakushuu (Pokemon The First Movie).
Namun akhir-akhir ini stasiun televisi di Indonesia sudah semakin jarang menayangkan anime-anime yang biasanya sangat sering ditayangkan pada hari Minggu. Dan orang-orang lebih memilih untuk streaming atau menonton anime secara online. Semoga anime akan semakin berkembang di Indonesia.
No comments:
Post a Comment